Asesmen Nasional Berbasis Komputer atau lebih sering disebut ANBK adalah proses pemetaan mutu sistem pendidikan di sekolah/madrasah. ANBK ini dilaksanakan tidak hanya untuk jenjang dasar tetapi juga untuk jenjang menengah seperti SMP. ANBK ini bisa dikatakan sebagai pengganti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hanya ada beberapa perbedaan dalam tujuan. ANBK sendiri merupakan penilaian yang fokus pada tindakan evaluasi input, proses dan output pembelajaran melalui serangkaian tahapan.
Sebagai contoh ANBK hanya diikuti oleh beberapa siswa saja dan untuk kelas tertentu. Untuk SD hanya diikuti oleh siswa kelas 5, untuk SMP hanya diikuti oleh siswa kelas 8 dan untuk SMA hanya untuk siswa kelas 11. Itu pun untuk jumlah siswa dibatasi, seperti SMPN 3 Bantul hanya diikuti oleh 45 siswa dan 5 siswa cadangan. Untuk UNBK, dahulu hanya menguji kognitif saja dan khusus untuk 4 (empat) mata pelajaran; Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris dan IPA sementara untuk ANBK ada 3 (tiga) instrumen penilaian seperti :
- Asesmen Kompetensi Minimum atau AKM yang mengukur kemampuan literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) siswa.
- Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan dan kebiasaaan yang mencerminkan karakter siswa.
- Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar mengajar di kelas maupun di tingkat satuan pendidikan.
Nah, untuk survei lingkungan belajar, nanti tidak hanya siswa yang terlibat menjawabnya, tetapi kepala sekolah dan bapaka/ibu guru juga harus mengisi survei lingkungan belajar. Jadi dengan simulasi ANBK ini harapannya siswa lebih siap dengan perangkatnya (friendly user) dan memiliki gambaran soal-soal yang akan ditanyakan dalam ANBK besok pada bulan September 2023 mendatang.