Tim SMPN 3 Bantul yang beranggotakan siswa-siswi terbaik pilihan sekolah, (Icha Rihadatul Husna - 8F, Farid Taqiyudin - 8E dan Kania Dishavina - 7E) tampil luar biasa dengan menjawab berbagai soal dengan percaya diri dan akurat. Meskipun belum meraih posisi puncak dan berkesempatan mewakili kabupaten ke tingkat Provinsi DIY, posisi runner-up ini tetap disambut dengan penuh rasa syukur dan kebanggaan.
“Alhamdulillah, ini pencapaian yang sangat menggembirakan. Tahun lalu kami hanya berada di posisi juara harapan dua. Kini kami berhasil naik tiga tingkat sekaligus ke posisi kedua. Ini lompatan yang luar biasa,” ujar Bapak Joko Sulistya, M.Pd., M.Hum., Kepala SMPN 3 Bantul.
Keberhasilan ini tak lepas dari peran para pembimbing, Ibu Beta Kurnia, S.Pd dan Bapak Supardal, M.Pd, yang dengan sabar dan penuh dedikasi mendampingi siswa sejak masa karantina, latihan intensif, hingga babak final. Para siswa juga menunjukkan semangat belajar yang tinggi. Selain menghafal materi, mereka juga diajak berdiskusi kritis, menyimak cerita sejarah secara naratif, bahkan mengunjungi museum sebagai bagian dari strategi pembelajaran kontekstual.
“Yang kami tekankan bukan hanya kompetisi, tetapi bagaimana mereka mencintai budaya bangsanya sendiri," ungkap Bu Beta Kurnia, S.Pd, guru pembina sekaligus pengampu mata pelajaran IPS.
Sukses tim LCC Museum ini menjadi salah satu dari deretan prestasi siswa SMPN 3 Bantul sepanjang tahun 2025, sekaligus menjadi semangat baru untuk terus berinovasi dalam pembelajaran berbasis sejarah dan kebudayaan. Di tengah era digital dan modernisasi yang serba cepat, upaya menjaga semangat generasi muda untuk mengenal sejarah dan budaya bangsa patut diapresiasi. Melalui ajang seperti LCC Museum ini, diharapkan tumbuh generasi pelajar yang bukan hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kuat dalam identitas dan cinta tanah air.
Selamat kepada tim LCC Museum SMPN 3 Bantul! Teruslah melangkah, dan semoga tahun depan bisa membawa nama baik Bantul di tingkat Provinsi.