Di tengah pesatnya arus digitalisasi, semangat menjaga warisan budaya tetap menyala di kalangan masyarakat Yogyakarta. Salah satu wujudnya hadir dalam ajang Lomba Alih Aksara Jawa Kategori Dewasa yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta. Dalam ajang bergengsi ini, Bapak Narendra Dewantara, S.Pd, perwakilan dari Kemantren Gedongtengen, berhasil meraih Juara Harapan I.
Kompetisi ini menantang peserta untuk mengalihaksarakan teks latin ke aksara Jawa dan sebaliknya dengan tingkat ketelitian, kecepatan, dan ketepatan tinggi. Pak Narendra tampil konsisten, menunjukkan keahlian dan kecintaan pada aksara leluhur yang kini mulai ditinggalkan generasi muda.
“Aksara Jawa bukan hanya simbol tulisan, tetapi ruh budaya kita. Dengan terus menulis dan membaca dalam aksara Jawa, kita menjaga jati diri bangsa,” ungkap Pak Narendra usai pengumuman hasil lomba.
Selain aktif dalam kegiatan alih aksara, Pak Narendra juga dikenal sebagai pendamping literasi dan pelatih aksara Jawa di berbagai komunitas. Capaian ini bukan pertama kalinya bagi beliau, tetapi menjadi penanda konsistensi dan dedikasinya dalam pelestarian budaya lokal.
Keberhasilan ini disambut hangat oleh keluarga besar SMP Negeri 3 Bantul. Kepala sekolah, Bapak Joko Sulistya, M.Pd., M.Hum., menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya:
“Pak Narendra telah menunjukkan bahwa guru bukan hanya pengajar, tetapi juga penjaga budaya. Prestasi ini adalah cermin dedikasi beliau dalam merawat warisan leluhur. Semoga ini menjadi inspirasi bagi siswa dan guru lainnya untuk lebih mencintai budaya kita sendiri,” ujarnya.
Pak Narendra juga dikenal sebagai pembimbing literasi Jawa dan sering terlibat dalam kegiatan pelatihan aksara Jawa baik di sekolah maupun komunitas masyarakat. Kemenangan ini semakin mempertegas kiprahnya dalam pelestarian budaya lokal.