Dalam lomba ini, setiap peserta diminta untuk membaca cerkak dengan teknik vokal, lafal, dan ekspresi yang sesuai dengan isi cerita. Pak Narendra menampilkan pembacaan cerkak berjudul "Kembang Wengi ing Latar Omahé Simbah" yang mengangkat tema kerinduan terhadap nilai-nilai keluarga dan tradisi Jawa.
“Maos cerkak iku ora mung maca, nanging nguripké swasana, rasa, lan piwulang,” tutur Pak Narendra setelah pengumuman pemenang.
Prestasi ini bukan yang pertama bagi beliau. Sebagai pegiat literasi Jawa, Pak Narendra kerap menjadi fasilitator pelatihan aksara dan sastra daerah bagi guru dan siswa. Semangatnya dalam merawat budaya Jawa terus ia tularkan, baik di dalam kelas maupun di tengah masyarakat.
Kepala SMP Negeri 3 Bantul, Bapak Joko Sulistya, M.Pd., M.Hum., turut memberikan apresiasi yang tinggi:
“Prestasi ini adalah bukti nyata bahwa guru juga bisa menjadi pelestari budaya. Pak Narendra telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam menjaga dan menghidupkan sastra Jawa. Kami bangga,” ujar beliau.
Lomba Maos Cerkak menjadi bagian dari upaya pelestarian bahasa dan sastra Jawa yang dikemas dengan cara menarik dan edukatif. Melalui ajang ini, diharapkan generasi muda semakin mencintai dan bangga terhadap bahasa ibunya sendiri.
Selamat kepada Pak Narendra Dewantara atas prestasi membanggakan ini. Teruslah menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan dan pelestarian budaya lokal
#GuruBerprestasi #PelestariBudaya #JogjaIstimewa #SekolahBudayaMendunia
#BanggaBerbahasaJawa