Dengan mengenakan seragam PGRI, para guru mengambil posisi di lapangan upacara sebagai petugas mulai dari pemimpin upacara, pengibar bendera, pembaca teks UUD 1945, pembaca doa, hingga pembawa acara. Penampilan mereka yang rapi, berwibawa, dan penuh semangat memancarkan pesan kuat bahwa guru bukan hanya memberi contoh lewat kata, tetapi juga lewat tindakan.
Kepala SMPN 3 Bantul dalam amanatnya menyampaikan bahwa upacara ini adalah bentuk penghormatan terhadap profesi guru sekaligus pengingat bahwa tugas guru bukan sekadar mengajar, tetapi mendidik, membimbing, dan menghidupkan harapan.
“Hari ini Bapak/Ibu guru berdiri di barisan depan sebagai petugas upacara. Ini bukan hanya seremoni, tetapi simbol bahwa guru adalah teladan. Guru memimpin dengan hati, menuntun dengan keteladanan, dan membimbing dengan kasih,” ujarnya.
Para siswa tampak antusias dan terharu melihat guru-guru mereka menjalankan tugas upacara layaknya petugas profesional. Momen ketika bendera merah putih dikibarkan oleh tim guru menjadi salah satu detik paling mengesankan—menghadirkan rasa hormat, kebanggaan, dan keteduhan di tengah suasana pagi. Sebelum acara selesai, ada beberapa persembahan dari anak-anak seperti pembacaan puisi untuk guru (ananda Khania) dan juga menyanyikan lagu Jasa Guru (ananda Vendra dan Kenyo) yang diikuti oleh seluruh siswa peserta upacara. Luar biasa.
Upacara HUT PGRI 2025 di SMPN 3 Bantul bukan hanya menjadi bentuk peringatan tahunan, tetapi juga ruang untuk meneguhkan kembali jati diri guru sebagai insan pembelajar sepanjang hayat. Dengan dedikasi, keteladanan, dan semangat solidaritas, para guru SMPN 3 Bantul terus berkomitmen memberikan yang terbaik bagi generasi penerus bangsa.



