SELURUH warga dan alumni Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar peringatan Hari Ulang Tahun ke-37. Momentum tersebut sekaligus dimanfaatkan untuk deklarasikan menuju sekolah budaya.
Kepala SMP 3 Bantul Kusmiyati mengatakan, dengan genapnya usia sekolah ke-37, dirinya berharap agar sekolahnya bisa terus berprestasi, berbudaya, dan berkarakter sesuai dengan visi misi. Selain itu, target untuk mewujudkan sekolah ramah anak dan menuju sekolah budaya juga diharapkan bisa segera tercapai.
“Untuk menuju sekolah budaya ini, kami melewati berbagai monitoring dari dinas provinsi. Selain itu, kami juga mengirimkan guru untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat), sehingga bisa diimplementasikan dan menjadi menuju sekolah budaya,” ujarnya, Rabu (30/11/22).
Ketua panitia II menuju sekolah budaya Mujina menambahkan, di era globalisasi saat ini, peradaban banyak yang masuk di Indonesia. Dengan demikian, pihaknya mengarahkan para siswa agar mau melestarikan budaya aslinya, sehingga tidak tergerus dengan budaya luar. Dengan cara melaksanakan kebudayaan di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
“Jadi, di sini kita sudah membuat cap untuk batik yang di buat oleh para siswa. Dengan memanfaatkan daur ulang kertas. Ini adalah contoh salah satu upaya kita. Tidak hanya ini saja, sejatinya kita tetap bertumbuh dan berkembang untuk melestarikan budaya, terutama di Yogyakarta ini,” ujar Mujina.
Sementara itu, Rosi selaku guru seni rupa sekaligus peserta diklat menuju sekolah budaya menambahkan, Jogja merupakan daerah istimewa yang terkenal akan budayanya. Oleh karena itu, segala aspek baik dari intra maupun ekstra kurikuler sekolah harus dimasukkan terkait budaya
“Dengan adanya modernisasi, ada penurunan moral yang ada pada siswa, sehingga kita akan mengembalikannya lagi. Dengan kita menuju sekolah budaya ini, kita ajarkan kepada siswa untuk bisa berbahasa Jawa halus kepada guru dan melakukan kreativitas dibidang seni,” ucap Rosi.
Sumber : https://joglojateng.com