Pendidikan Khas Kejogjaan bukan hanya tentang batik, bahasa Jawa, atau kesenian daerah. Lebih dari itu, PKJ adalah sarana untuk menanamkan filosofi hidup Jawa seperti ngajeni (menghargai), tepa salira (tenggang rasa), nrimo ing pandum (menerima dengan ikhlas), serta gotong royong. Melalui workshop ini, para guru diharapkan dapat memahami esensi PKJ tidak hanya sebagai mata pelajaran atau kegiatan tambahan, tetapi sebagai roh pendidikan karakter lokal yang kontekstual dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
"SMPN 3 Bantul berkomitmen menjaga nilai-nilai Kejogjaan agar tidak tergerus zaman. Workshop ini bagian dari usaha kami untuk terus menghidupkan budaya sebagai jati diri bangsa dan membumikannya di satuan pendidikan," tegas beliau.
Dengan kehadiran para guru dan pengampu kegiatan budaya di sekolah, workshop ini menjadi ruang refleksi dan inspirasi. Harapannya, PKJ tidak hanya berhenti pada konsep, tetapi betul-betul hidup dalam praktik pembelajaran, tata krama siswa, suasana sekolah, serta kegiatan ekstrakurikuler. Sebagai sekolah yang mengusung tagline “Sekolah Budaya Mendunia”, SMPN 3 Bantul terus melangkah menjadi pelopor pendidikan yang mengakar pada budaya lokal namun terbuka terhadap peradaban global.